10 Motor Valentino Rossi Dari Masa ke Masa, Bukti Legenda Balapan Yang Malang Melintang di Lintasan MotoGP
Siapa tak kenal Valentino Rossi, pembalap asal Italia yang sudah malang melintang di lintasan MotoGP. Pembalap senior ini masih menekuni dunianya hingga sekarang.
Jika ditelusuri, sudah banyak motor yang ia pakai untuk menaklukkan lintasan. Berikut 10 daftarnya seperti dilansir dari laman brilio :
1. APRILIA RS125
Motor ini bisa dibilang yang paling bersejarah dalam karier Valentino Rossi. Bersama RS125R. The Doctor meraih gelar juara dunia di kelas 125cc dengan menyabet 11 podium dari 15 seri pada 1997.
Podium pertama Rossi bersama motor RS125R terjadi pada GP Republik Ceska di Brno, pada Agustus 1996. Kala itu dia bersaing ketat dengan pembalap asal Spanyol, Jorge Martinez.
2. APRILIA RS250
Rossi bergabung bersama tim Aprilia Grand Prix Racing dengan menggeber motor RS250 pada 1999. Kala itu Rossi meraih gelar juara dunia di kelas 250cc.
The Doctor meraih total 309 poin dan memenangi sembilan dari 16 seri yang digelar. Kesuksesan itu diraih Rossi pada musim kedua bersama Aprillia. Pada musim sebelumnya dia hanya berada di peringkat kedua di belakang rekan satu timnya, Loris Capirossi.
3. HONDA NSR500
Setelah meraih kesuksesan di kelas 250cc, Rossi langsung naik kelas ke 500cc dengan tim Nastro Azzurro Honda. Pada musim pertama bersama pabrikan asal Jepang, The Doctor juga tak langsung meraih gelar juara dunia setelah hanya dua kali naik podium, di Inggris dan Brasil.
Seperti halnya di kelas 250cc dan 125cc, Rossi baru menjadi juara dunia pada musim kedua. Rossi total meraih 325 poin dan memenangi 11 seri. Di kelas 500cc Rossi bertarung ketat dengan Max Biaggi yang membela Yamaha. Persaingan dengan sesama pembalap Italia itu berhasil dimenangi Rossi.
Pada musim debut di kelas MotoGP bersama Repsol Honda, Valentino Rossi langsung menjadi juara dunia pada musim perdana.
Rossi langsung meraih titel sebagai juara dunia pada 2002. Saat itu, Rossi total mengumpulkan 355 poin dan memenangi 11 seri .
Pada musim kedua bersama Repsol Honda, Rossi mampu mempertahankan gelar juara dunia. Pembalap yang saat ini sudah berusia 37 tahun tersebut masih menggunakan motor yang sama, yakni Honda RC211V.
4. YAMAHA YZR-M1 800cc
Bertahan tiga musim bersama Repsol Honda dan menyabet tiga gelar juara dunia tak membuat Rossi ragu menjajal peruntungan baru. Dia hengkang dan bergabung bersama Gauloises Fortuna Yamaha pada 2004.
Tak perlu waktu lama bagi Rossi untuk beradaptasi dengan tunggangan barunya. Dia langsung meraih gelar juara dunia dengan memenangi sembilan seri dan mengumpulkan 304 poin bersama motor YZR-M1.
Bersama YZR-M1 Rossi meraih gelar juara dunia pada 2004 dan 2005. The Doctor gagal mempertahankan gelar pada musim 2006 karena kalah bersaing dengan pembalap Honda, Nicky Hayden.
5. YAMAHA YZR-M1
Ternyata perlawanan Gibernau tak berlanjut di seri-seri berikutnya, dan justru rekan setimnya Marco Melandri yang menjadi penantang Rossi.
Musim itu kembali menjadi milik Rossi, di mana dia juara dengan 367 poin, terpaut jauh 147 poin dari peringkat dua Melandri, sementara Gibernau hanya di posisi delapan klasemen akhir.
Tahun 2006 adalah era yang cukup menyesakkan bagi para penggemar the Doctor. Di paruh pertama musim itu, Rossi sering terjatuh dan bermasalah dengan motornya, sehingga pembalap Honda Nicky Hayden mampu memimpin.
Perlahan-lahan Rossi mulai mengejar ketinggalan dan saat tinggal dua seri tersisa, dia sudah di urutan dua di belakang Hayden.
Di Grand Prix Portugal, Hayden gagal finis sehingga Rossi bisa mengambil alih pimpinan klasemen, dengan cuma satu balapan tersisa, sehingga Rossi diyakini akan meraih hat-trick gelar juara dunia.
Sayangnya justru di balapan penutup musim di Valencia, setelah bersusah payah mengejar ketinggalan dan balik memimpin klasemen, Rossi terjatuh, sehingga Hayden yang keluar sebagai juara dunia. Tragisnya lagi bagi Rossi, Hayden juara dunia dengan hanya dua kemenangan seri, dibandingkan lima tropi grand prix milik Rossi.
6. YAMAHA YZR-M1
Format baru MotoGP pada 2007 yang menambah daya mesin hingga 800cc memaksa pabrikan-pabrikan besar untuk memperkenalkan motor anyar. Pembalap Ducati, Casey Stoner, menjadi pembalap pertama yang juara di kelas ini.
Rossi baru bisa menjadi juara dunia bersama YZR-M1 pada 2008. Puasa gelar dua musim berturut-turut membuat semangat The Doctor kian terpacu. Rossi akhirnya berhasil meraih posisi puncak klasemen dengan total 373 poin bersama tim FIAT Yamaha.
7. YAMAHA YZR-M1
Musim 2008, ada perubahan di tim Yamaha dengan masuknya pembalap berbakat Jorge Lorenzo dari kelas 250cc.
Rekan setim ini mulai mengancam dominasi Rossi di tim namun sang pembalap senior masih terlalu tangguh. Rossi juga membuat keputusan tepat dengan memilih ban Bridgestone, merujuk pada kegagalan di musim sebelumnya dengan Michelin. Sementara Lorenzo tetap memakai Michelin sebagai indikasi lain rivalitas di dalam tim.
Rossi melakukan start yang agak lamban di musim itu dengan finis urutan kelima, tapi kemudian dia memenangi tiga seri berturut-turut. Sejak itu pula, kecuali di Sirkuit Assen, Belanda, di mana dia sempat terjatuh, Rossi selalu meraih hasil podium sampai musim berakhir.
Dengan total memenangi sembilan balapan musim itu, Rossi merengkuh gelar juara dunianya yang pertama di atas motor 800cc, gelar keenam di kelas premier dan gelar kedelapan di semua kelas.
Dengan memenangi seri di Laguna Seca dan Indianapolis, AS, Rossi berarti pernah juara di semua sirkuit yang masuk kalender balapan di berbagai kelas. Dia juga menang pertamakali di Motegi di kelas MotoGP musim tersebut.
Di Mugello, Italia, Rossi kembali terjatuh pada sesi latihan yang memperparah cederanya, sehingga dia sempat absen di beberapa seri.
Dalam periode pemulihan, Rossi melakukan serangkaian tes termasuk menjajal motor Superbike Yamaha untuk menguji ketahanan fisiknya.
Dia kembali membalap pada Grand Prix Jerman dan mampu finis keempat, dan di Sepang malah dia bisa juara sehingga musim itu total dia bisa mengoleksi 10 hasil podium. Namun demikian Lorenzo tak terkejar lagi dan menjadi juara dunia untuk pertama kalinya.
Pada pertengahan musim itu, Rossi juga membuat berita besar dengan menyatakan akan membela Ducati mulai musim 2011.
8. DUCATI
Pindah ke Ducati, harapan terhadap Rossi begitu besar. Di awal seri, Rossi gagal memacu Ducati Desmosedici tunggangannya ke barisan terdepan. Banyak yang menganggap bahwa Rossi dan Ducati masih mencari pengaturan yang pas.
Namun semakin musim 2011 berjalan, hentakan Rossi bersama Ducati tidak juga terlihat. Rossi hanya sekali berhasil naik podium dan harus puas di peringkat ketujuh.
Memasuki musim baru di 2012, optimisme baru kembali muncul. Rossi diyakini bisa menghentak di musim keduanya. Namun hentakan yang dinanti juga tak pernah muncul.
Torehan terbaik Rossi hanyalah dua kali jadi runner up di Perancis dan San Marino. Selebihnya, hasil Rossi hanya rata-rata sehingga Rossi harus puas dengan posisi keenam di akhir musim.
Bahkan saat musim 2012 masih menyisakan delapan seri, Rossi sudah memutuskan untuk meninggalkan Ducati dan kembali ke Yamaha.
“Tentu sangat memalukan bahwa saya gagal tampil kompetitif bersama Ducati,” ucap Rossi saat memutuskan meninggalkan Ducati dan bergabung bersama Yamaha dikutip dari Autosport.
9. YAMAHA YZR-M1
Musim 2013 merupakan titik balik kesuksesan Rossi di dunia MotoGP. Setelah bergabung kembali dengan Yamaha Factory Racing, pembalap kelahiran Urbino ini sukses finis di posisi empat klasemen akhir.
Langkah Rossi semakin mantap ketika memasuki musim 2014, 2015 dan 2016. Meski gagal meraih gelar juara dunia MotoGP, namun The Doctor berhasil menyabet gelar Runner-up selama tiga musim berturut-turut.
10. YAMAHA YZR-M1
Sayangnya di tahun 2017 kini The Doctor belum juga berhasil merealisasikannya. Bahkan musim lalu Rossi hanya finis di posisi kelima klasemen.
“Pada 2016, mungkin saya bisa melakukannya, tapi tahun ini lebih sulit. Semuanya akan bergantung pada saya dan motor. Sekarang Yamaha perlu membuat lompatan ke depan dalam kualitas,” kata Rossi seperti dilansir GPOne.
“Sejauh ini saya dan Maverick Vinales telah melakukan banyak pekerjaan, dan sekarang bola berada di tim mekanik dan pabrikan Jepang harus bekerja pada frame dan mesinnya,” tutur Rossi menambahkan.