Terima Kasih Karena Pernah Sejenak Singgah Lalu Beranjak
Hai, apa kabar?
Ingin sekali aku menyapamu seperti itu. Bukankah kemarin kita pernah sedekat itu? Meskipun tanpa saling bertatap muka, dua hari kemarin kita tak pernah absen melewatkan obrolan kita via chating.. Tapi sekarang kita begitu jauh bahkan untuk menyapa duluan aku pun harus berpikir berulang kali seandainya kamu tak membalas dan mengabaikanku aku pasti sangat malu.
Aku tak pernah menyalahkan kamu atau siapapun mengenai perpisahan kita, karena aku menyadari bahwa Tuhan menghadirkanmu di kehidupanku hanya untuk memperbaikiku dan menjadikanku lebih baik dari sebelumnya,,
Terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang ‘mungkin pernah‘ kau berikan padaku, meski sekarang kau tak bersamaku namun, aku tetap bersyukur pernah menjadi pria yang kau singgahi..
Jika nantinya kau bertanya “Apakah kamu terluka?”
Mungkin aku hanya bisa tertunduk, mengumpulkan segenap tenagaku untuk menatapmu dengan senyuman getir dibibirku dan berkata,
“tataplah ke depan, jangan hiraukan aku..
terluka atau tidaknya aku kau pasti sudah tahu.
Biarkan aku sendiri yang merasakannya. Jangan menyesali keputusanmu untuk pergi, aku akan baik-baik saja..
Yaa, mungkin tidak bisa secepat dugaanmu, namun yakinlah seiring waktu berlalu aku akan segera kembali menjadi aku yang dulu,
aku yang baik-baik saja sama seperti sebelum aku bertemu denganmu. Terima kasih pernah menjadikanku tempat persinggahan dihatimu.”
Iya, jujur aku akui jika di hatiku masih ada lubang besar yang menganga dan melihat kenyataan bahwa kau sekarang tak bersamaku, seakan lubang besar yang menganga itu disiram air garam dan disayat oleh tajamnya pisau belati.
Mungkin terlihat seperti berlebihan, namun itulah yang sesungguhnya aku rasakan.
Tak ada yang bisa aku lakukan untuk menghentikanmu, karena itu semua sudah menjadi keputusanmu. Kau telah memilihnya.
Hanya saja masih begitu banyak pernyataan yang menumpuk dihatiku untuk aku tanyakan padamu. Yaa,, ingin sekali aku menanyakannya padamu,
“Kenapa kau datang jika pada akhirnya kau akan meninggalkanku ?”
“Kenapa kau membuatku mencintaimu jika pada akhirnya kau patahkan hatiku ?”
“Kenapa kau bilang tidak menyukainya namun pada akhirnya kau memilihnya? “
“Kenapa kau membuatku percaya lalu kau mendustainya ?”
“Kenapa kau membuatku melambung ke awan jika pada akhirnya kau tarik dan kau hempaskan aku ?“
“Kenapa kenapa kau lakukan ini padaku ?”
Dan saat ini, merelakanmu adalah hal yang sedang aku usahakan. Mungkin aku harus mulai berpikir bahwa aku harus menyiapkan hati dan diriku kembali.
Iyaa,, menyiapkan kembali diriku untuk seorang yang nantinya akan hadir dalam kehidupanku, karena aku tak ingin ketika aku bersama seorang yang mampu melakukan lebih dari apa yang kau beri padaku aku masih terbayang akan hadirmu.
Aku ingin ketika nantinya seorang itu datang aku sudah menjadi pria yang tangguh yang mampu menyembuhkan
luka hatinya sendiri.
“Terima kasih pernah singgah lalu beranjak,
“Terima kasih pernah hadir lalu pergi,
“Terima kasih pernah disisi kemudian berlalu,
“Terima kasih pernah menjadi yang tersayang meski sekarang aku terluka,
“Terima kasih.